Abstract: Speaking of the Islamic educational institutions can not
be separated from the viewor the Islamic concept of education it self. Islamic
education is a manifestation of the influence of different cultures or
civilizations that ever existed in history. However, the experts of Islamic
education is usually the view that Islamic education has its character and
distinctive purpose, because it is based on objective metaphysical
transcendental, that is to achieve pleasure God Almighty, in the world and the
here after. Along with the development of education a priority in this period,
ranging from the lowest education level to the highest. Have manage both by
individuals and goverment, at this time more education much like that held in
homes, kuttab-kuttab, at mosque and Islamic school or madrasah. Nizhamiah
experience kuttab, Madrasah Nizhamiah have peak which was pioneered by aprime
minister named Nizam al-Mulk with the support of various some facilities.
Madrasah Nizhamiah have begun purpose to streng then the Children of the Seljuq
government and religious schools torelay the government, because the sultans of
Turkey is a group of experts to support the sultan sunnah. For experts in
broadcasting school the sunni. This writing reveals aspects Nizamiyyah educational
institutions in the formation of the curriculum, materials, famous
personalities, as well as its influence on education in Nizamiyyah using the
approach or approaches sosio historis history. Keywords: Madrasah Nizamiyyah,
development, sunni.
Abstrak: Berbicara mengenai
lembaga pendidikan Islam tidak bisa dilepaskan dari pandangan atau konsep Islam
itu sendiri mengenai pendidikan. Pendidikan Islam merupakan wujud dari pengaruh
berbagai kebudayaan atau peradaban yang pernah ada dalam sejarah. Namun
demikian para ahli pendidikan Islam biasanya berpandangan bahwa pendidikan
Islam memiliki karakter dan tujuannya sendiri yang khas, karena ia didasarkan
kepada tujuan yang bersifat metafisis-transendental, yaitu untuk mencapai
keridlaan Allah SWT, di dunia dan akhirat. Seiring dengan perkembangannya
pendidikan mendapat prioritas pada masa tersebut, dari mulai tingkat pendidikan
yang paling rendah sampai paling tinggi. Baik yang dikelola oleh perorangan
maupun pemerintah, pada masa ini pendidikan lebih banyak seperti yang
dilaksanakan di rumah-rumah, kuttab-kuttab, dimesjid serta madrasah.Madrasah
Nizhamiah mengalami puncak kejayaannya yang dipelopori oleh seorang perdana
mentri bernama Nizham alMulk dengan dukungan berbagai macam fasilitas. Tujuan
didirikanya Madrasah Nizhamiah untuk memperkuat pemerintah Bani Saljuk dan
untuk menyiarkan madzhab keagamaan pemerintah, karena sultan-sultan Turki
adalah dari golongan ahli sunnah.untuk menyokong sultan dalam menyiarkan mazhab
ahli. Penulisan ini mengungkap pada aspek lembaga pendidikan Nizhamiyah dalam
pembentukan kurikulum, materi, tokoh terkenal, serta pengaruhnya terhadap
pendidikan pada Madrasah Nizhamiyah dengan menggunakan pendekatan sosiohistoris
atau pendekatan sejarah.
Kata Kunci: Madrasah Nizhamiyah, Pengembangan, Sunni Pendahuluan
Lembaga pendidikan adalah institusi atau pranatanya yang telah terbentuk secara
ajeg dan mapan di tengah-tengah masyarakat, salah satu jenis lembaga pendidikan
tinggi yang muncul pada abad IV Hijriyah adalah madrasah. [1] Sedangkan
Nizhamiyah adalah sebuah lembaga yang didirikan pada tahun 457- 459 H pada abad
ke IV oleh Nizhamiyah Al-Mulk dari dinasti Saljuk yang merupakan madrasah yang
pertama muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah. Sejarah pendidikan
Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa Abbasiyah dan Umayah, ini tidak
terlepas dari keberhasilan para pakar pendidikan dimasa itu. Bukti dari keberhasilan
tersebut telah dapat dirasakan oleh umat Islam dalam berbagai bidang dan juga
merupakan cikal bakal munculnya pencerahan di dunia eropa.[2]
Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa tersebut mengalami prioritas, dari mulai
tingkat pendidikan yang paling rendah sampai paling tinggi. Dari yang dikelola
oleh perorangan sampai pemerintah, seperti pendidikan yang dilaksanakan di
rumah-rumah, kuttab-kuttab, dimesjid serta madrasah. Dari sinalah para pelajar
dan sarjana muslim bahkan non muslim menuntut berbagai disiplin ilmu. Di saat
Abbasiyah mengalami kemunduran di Baghdad menjadi kerajaankerajaan kecil dan
berkuasanya orang Turki, masalah pendidikan masih tetap menjadi perhatian para
khalifah dan orang-orang kaya, sehingga pendidikan berhasil mencetak para sarjana
sesuai dengan yang diharapkan. Ditiap Negara Islam pemerintahan membutuhkan
pegawai-pegawai resmi (wazir) dalam menjalankan pemerintahan Negara, untuk
mendukung keinginan tersebut muncul sistem persekolahan (madrasah).[3]
Keberhasilan pendidikan selalu mendapat perhatian dari pemerintah dan
orang-orang kaya, seperti menyediakan sarana prasarana pendidikan terutama
perpustakan, gedung madrasah dan membantu para siswa untuk biaya.
Pada masa khalifah Abbasiyah Malik
Syah, Wazir Nizham al-mulk dari bani Saljuk misalnya, dia membangun Madrasah
Nizhamiyah, yang mana madrasah Nizhamiyah ini nantinya menjadi perguruan tinggi
Islam terbesar pada zamanya.[4]
1.
Pendahuluan
Lembaga Pendidikan Nizhamiyah
Berbicara mengenai lembaga pendidikan Islam tidak bisa dilepaskan dari
pandangan atau konsep Islam itu sendiri mengenai pendidikan. Pendidikan Islam
merupakan wujud dari pengaruh berbagai kebudayaan atau peradaban yang pernah
ada dalam sejarah. Namun demikian para ahli pendidikan Islam biasanya
berpandangan bahwa pendidikan Islam memiliki karakter dan tujuannya sendiri
yang khas, karena ia didasarkan kepada tujuan yang bersifat
metafisistransendental, yaitu untuk mencapai keridlaan Allah SWT, di dunia dan
akhirat. Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada akhir abad
IV Hijriyah adalah Madrasah.[5]
sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun
457-459 H/1065-1067 M abad IV oleh Nizham al-mulk. [6] madrasah
Nizhamiyah dibangun diberbagai tempat/kota terutama daerah kekuasaan dinasti
Saljuk dalam membangun sejumlah lembaga secara besar-besaran dan menggunakan
Mesjid-khan sebagai model madrasah yaitu masjid yang di sisinya didirikan khan
(asrama atau pemondokan) sebagai tempat penginapann bagi para pelajar yang
datang dari berbagai kota. jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa Madrasah
Nizhamiyah adalah madrasah yang pertamakali muncul dalam sejarah pendidikan
Islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang
dikelola oleh pemerintah.[7]
Dinasti saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku qiniq dalam
masyarakat Turki Oquz. Ia mengabdikan diri pada raja begu daerah turkaman yang
meliputi laut arab dan laut kaspia. Saljuk kaum yang membebaskan diri dari
dinasti samiah. Setelah saljuk meninggal, kekuasaannya dilanjutkan oleh Thurgul
Bek, ia berhasil mengalahkan dinasti Ghaznawi (429 H/1036 M), kemudian ia
memproklamirkan berdirinya Dinasti Saljuk dan mendapatkan pengakuan dari khalifah
Abbasiyah di Baghdad. [8]
Bani Saljuk memasuki Baghdad pada masa Thurgul yang mengantikan bani Buwaihi.
Thurgul digantikan oleh Alp Arselan dengan perdanamentri yang terkenal, yaitu
Nizham Mulk, pada masa inilah Saljuk berjaya hingga berlanjut pada masa
khalifah Malik Syah.[9]
Nizham al-Mulk mendirikan
gedung-gedung ilmiah untuk ahli fikih, membangun madrasah-madrasah untuk para
ulama dan asrama untuk orang beribadah serta fakir miskin. Pelajar yang tinggal
diasrama diberi belanja secukupnya dari uang Negara dengan jumlah uang yang
tidak sedikit oleh Nizham al-Mulk, akibatnya, Nizham al-Mulk mendapat teguran
dari Malik Syah karena diadukan orang, bahwa uang yang dibelanjakan untuk
kepentingan pendidikan dan pengajaran tersebut merupakan usaha Nizham al-Mulk
untuk menaklukan kota Qustantiah.[10] Tindakan
Nizham al-Mulk ini akhirnya dapat diterima oleh Malik Syah setelah dijelaskan
alasan yang logis dan bahkan dapat menyadarkan khalifah, begitu besarnya
perhatian Nizham al-Mulk terhadap pendidikan dan pengajaran.[11]
Madrasah Nizham al-Mulk bernama Nizhamiyah dan termasyhur di seluruh dunia. di
antara madrasah tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di
Baghdad selain madrasah di balkh, Naisabur, Jarat, Ashfahan, Basrah, Marwarud,
Mausul dan masih banyak lagi, madarsah-madrasah Nizhamiyah itu dapat disamakan
dengan fakultas-fakultas atau perguruan tinggi masa sekarang, mengingat guru
adalah ulama besar yang termasyhur. Tujuan Nizham al-Mulk mendirikan
madrasah-madrasah itu adalah untuk memperkuat pemerintah Turki Saljuk dan untuk
menyiarkan madzhab keagamaan pemerintah, karena sultan-sultan Turki adalah dari
golongan ahli sunnah, sedangkan pemerintah Buwaihiyah yang sebelumnya adalah
kaum syi’ah[12]
oleh sebab itu Madrasah Nizhamiyah adalah untuk menyokong sultan dan menyiarkan
mazhab ahli sunah keseluruh rakyat. Beberapa hal yang melatarbelakangi
berdirinya Madrasah Nizhamiyah adalah sebagai berikut: Pertama,
penyebaran ilmu pengetahuan oleh Nizham Al-Mulk karena ia adalah seorang
sarjana. Pantas jika ia memiliki semangat untuk membangun lembaga pendidikan
yang modern. Kedua, konflik keagamaan yang sangat panjang dalam sejarah
Islam hingga abad 5/11 antara kelompok-kelompok yang mengembangkan pemikiran
keagamaan dalam Islam, misalnya Mu'tazilah, Syi'ah, Asy'ariyah, Hanafiyah,
Hanbaliyah dan Syafl'iyah. Perdana Menteri (wazir) Saljuq sebelum Nizham
Al-Mulk adalah Al-Kunduri seorang bermazhab Hanafi dan pendukung paham teologi
Mu'tazilah. Salah satu kebijakannya sebagai wazir adalah mengusir dan
menganiaya para penganut Asy'ariyah yang sering disebut sebagai penganut
Syafi'i. Setelah digantikan Nizham al-Mulk, beberapa penulis sejarah pendidikan
Islam menyebut bahwa tak ada indikasi pergantian pejabat yang berbeda paham
teologi dan mazhab fiqih itu merubah kebijakan politik keagamaan sebelumnya,
sehingga merupakan aksi balasan.Nizham al-Mulk sebagai penganut Syafl'iyah
hanya membangun madrasah yang diperuntukkan secara khusus bagi perkembangan
mazhab Syafi'iyah. Tidak ada bukti bahwa ia melakukan tindakan balasan,
sehingga menghancurkan mazhab lainnya, seperti Mutazilah dan Syiah.
Kelompok- kelompok itu pada akhirnya
melemah dengan sendirinya. Jadi, sebenarnya ia ingin posisi
Syafi'iyah-Asy'ariyah menguat melalui jalur pendidikan. Ketiga, Madrasah
Nizhamiyyah juga dimaksudkan sebagai wadah penataran bagi pegawai pemerintahan
terutama dalam mengurusi dan memperbaiki sistem administrasi Negara. Lulusan
madrasah yang siap pakai akan ditempatkan di kepegawaian negara sesuai dengan
keahliannya, misalnya sebagai katib (sekretaris), qadhi (hakim) dan
sebagainya.Terbukti, sistem madrasah berhasil dalam bidang ini. Keempat,
pengembangan kestabilan politik dalam negeri. Sebagai wazir, tindakan Nizham
al-Mulk membangun madrasah adalah untuk menguatkan jaringan dan kerangka kerja
ulama dan umara', yang berarti hubungan yang serasi antara pemerintah dan
rakyat, terutama kelompok Syafi'iyah-Asy'ariyah. Madrasah pada masa Nizham
al-Mulk dibangun dalam rangka memenuhi kebutuhan khusus yaitu penerapan
kebijakan politik di seluruh negeri di bawah kekuasaannya. Lembaga terbaik
untuk meyangga hubungannya dengan rakyat adalah lembaga tanpa ikatan resmi,
misalnya di bawah otoritas khalifah, seperti mesjid. Lembaga independen
tersebut adalah madrasah yang dibangunnya. Empat faktor tersebut menunjukkan
bahwa munculnya madrasah sebagai fenomena sejarah berkaitan dengan banyak
faktor, tidak hanya sekedar faktor pendidikan dan agama. Dalam konteks Madrasah
Nizhamiyah tadi, kasus-kasus seperti konflik faham keagamaan, konflik politik,
dan kebutuhan rekruitmen tenaga kerja untuk mengisi jabatan-jabatan pemerintahan,
telah ikut menjadi pendorong lahir dan berkembangnya pendidikan model madrasah,
Hal ini menunjukkan sangat luasnya pembangunan madrasah pada masa itu. Di Irak
madrasah terkenal pada masa Nizham al-Mulk. Nur Al-Din (w.571/1174) dan Shalah
Al-Din Al-Ayyubi (w.589/1193) berperan penting dalam penyebaran madrasah di
daerah Mesir, Syria dan Palestina. Untuk memberantas mazhab-mazhab yang
ditanamkan oleh golongan Syi'ah kepada rakyat yang dianggap batil, maka Nizham
al-Mulk berupaya semaksimal mungkin mendirikan Madrasah Nizhamiyah untuk
menanamkan mazhab ahli sunnah yang dianggap lebih benar, karena kepercayaan
ahli sunah adalah berdasarkan pelajaran-pelajaran agama yang benar[13] yang
lebih memprioritaskan al-quran dan sunnah dibandingkan dengan ra'yi Penanaman kepercayaan,
menarik perhatian pelajar atau mahasiswa dalam belajar, dan sikap sangat setia
kepada khalifah dapat mengukuhkan mazhab ahlusunah dan melemahkan pengaruh
kedudukan Syi'ah, karena perhatian ahlusunah sangat besar terhadap ilmu fiqih
yang terdapat dalam empat mazhab fiqih[14] Menurut
sejarah Islam, Nizham al-Mulk adalah orang yang mula-mula mendirikan madrasah,
sedangkan Darul hikam yang ada pada waktu itu hanya dijadikan sebagai gedung
perpustakaan saja, maka dapat dipahami bahwa Madrasah Nizhamiyah telah
teroganisir oleh pemerintah, buktinya terlihat dari kurikulum, guru-guru,
struktur organisasinya, sarana dan prasarana, serta pembiayaan yang diurus oleh
pemerintah. Hal ini sekaligus merupakan kelebihan dan keunggulan Madrasah
Nizhamiyah dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang ada sebelumnya.
2.
Kurikulum dan Materi
Rencana pengajaran di Madrasah
Nizhamiyah tidak ditemui dengan tegas, menurut Mahmud Yunus rencana
pengajarannya adalah ilmu-ilmu syariah saja dan tidak ada ilmu-ilmu hikmah
(filsafat), ini terbukti sebagai berikut : 1) Para ahli sejarah tidak seorang
pun yang mengatakan bahwa diantara mata pelajaran ada ilmu kedokteranm ilmu
falak dan ilmu-ilmu pasti, mereka hanya menyebutkan mata pelajaran nahu, ilmu
kalam dan fiqih 2) Guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah
ulam-ulama syariah sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syariah bukan
madrasah filsafat 3) Pendiri Madrasah Nizhamiyah itu bukanlah orang yang
membela ilmu filsat dan bukan pula orang-orang yang membantu pembebasan
filsafat 4) Zaman berdirinya menindas filsafat serta orang-orang filsuf
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fiqih
yang sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab ahlisunah, dan juga menjadi
tempat-tempat menarik pelajaran untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam
belajar, hal ini terlihat bahwa hampir semua Madrasah Nizhamiyah di baghdad
yang mencapai 30 buah semuanya melebihi keindahan istana. Melalui Madrasah
Nizhamiyah ini, penanaman ideologi sunni dilakukan dinasti saljuk berlangsung
secara efektif, terutama untuk mempertahankan stabilitas pemerintah dari bahaya
pemberontakan yang kerap muncul atas nama aliran Islam tertentu yang
berideologi berbeda dari dinasti saljuk. Berdasarkan keterangan diatas, dapatlah
diketahui bahwa Madrasah Nizhamiyah tidak mengajarkan ilmu penegetahuan yang
bersifat duniawi, tetapi lebih terfokus pada pelajaran ilmu agama terutama
terutama ilmu fiqih. Mazhab fiqih yang menonjol adalah fiqih Syafi'i dan
teologi Asy'ariyah keduanya secara aktif dipelajari dan dialami. Walaupun yang
menonjol adalah mazhab Syafi'i, tetapi mazhab yang lain juga tetap dipelajari
dengan adanya imam-imam khusus untuk masing-masing mazhab dan khalifah
membentuk kiayai yang ahli dalam bidang masing-masing mazhab. Bila dibanding
dengan lembaga pendidikan di baghdad sebelum nizhamiyah, yang mengajarkan
seluruh ilmu pengetahuan hingga Abbasiayah muncul sebagai lembaga pendidikan
yang ahli di berbagai macam sains dan teknologi, maka yang menjadi pertanyaan adalah
mengapa dimadrasah nizhamiyah tidak demikian untuk menjawab hal ini dapat
dikatakan bahwa mungkin ini suatu inovasi dari khalifah, karena di madrasah
nizhamiyah selain kepentingan politiknya yang menonjol juga tidak ditemukan
dokumen yang kongkrit mengenai hal ini. Rencana engajaran atau kurikulum di madrasah
nizhamiyah secara rinci menurut Mahmud Yunus adalah ; al-quran (membaca,
mengahafal, dan menulis) satra arab, sejarah nabi saw, fiqih, ushul fiqih,
dengan mentik beratkan kepada mazhab Syafi'i dan sistem teologi Asyariyah[15].
Selanjutnya dapat dipahami bahwa materi pelajaran di madrasah nizhamiyah hanya
mempelajari ilmu agama, tidak ada mengenai ilmu umum, seperti ilmu filsafat,
ilmu mantik, dan ilmu keterampilan lainnya. Karena terlihat madrasah ini khusus
di dirikan untuk meyebarkan mazhab sunni atau kepentingan politik, sebab dari
latar belakang diadakannya madrasah nizhamiyah untuk pengaruh mu'tazilah dan
syi'ah yang sangat kuat sebelumnya di lingkungan masyarakat pada masa itu.
Hamid Hasan Bilgrami berbeda pendapat dengan Mahmud Yunus mengenai materi yang
diberikan di Madrasah Nizhamiyah, dia menyatakan bahwa pelajaran yang diberikan
di madrsah nizhamiyah juga mencakup ilmu bahasa tradisional, fiqih,
kajian-kajian Islam, ilmu hisab, faraid, penelitian tanah, sejarah sastra,
kesehatan, cara memelihara binatang, bercocok tanam, serta beberapa segi dari
sejarah kealaman[16]
Menghadapi pendapat yang berbeda diatas, persepsi yang bisa diberikan adalah
kemungkinan Pertama : Mahmud Yunus tidak menemukan dokumen tentang
kurikulum pendidikan yang diajarkan di madrasah nizhamiyah, seperti yang
dikatakan oleh Hamid Hasan diatas. Kedua : boleh jadi kurikulum di
madrasah nizhamiyah yang dikemukakan oleh mahmud yunus mungkin sekitar
Al-Ghazali, Al-Juwaini yang masih mengajar disana (sekitar satu abad
berdirinya), padahal lamanya madrasah nizhamiyah tersebut sekita tiga abad
Beranjak dari hal tersebut diatas yang terpenting adalah di madarsah nizhamiyah
ini telah melahirkan ahli dan sarjana-sarjana yang terkenal dengan sistem
modernnya, bila dibandingkan dengan sistem pendidikan sebelumnya, tidak ada
satupun madrasah yang menandingi madrasah nizhamiyah, ini terbukti tidak ada
madrasah lain dalam sejarahnya yang dapat bertahan lama. Guna terlaksananya
rencana pengajaran dimadrasah nizhamiyah ini ditunjang dengan sarana prasarana
yang lengkap, gedung-gedung yang megah, perpustakaan dengan jumlah buku-buku
kurang lebih 6000 jilid yang merupakan buku-buku wakaf untuk sekolah itu[17] pendanaan
juga dibantu sepenuhnya baik bagi guru maupun bagi mahasiswa, mereka bebas dari
biaya pendidikan dan disediakan asrama
Madrasah Nizhamiyah di Baghdad berbeda dengan Madrasah Nizhamiyah di
Nasapur yang tidak mempunyai masjid[18].
Sedangkan sket yang ditawarkan oleh Syalaby tentang Baghdad abad 713 H
mengindikasikan adanya sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari madrasah
Nizhamiyah[19]
namun demikian madrasah tidak terlepas dari adanya sebuah masjid yang dapat
digunakan oleh mahasiswa untuk belajar di terasnya.
3.
Tokoh-tokoh Pendiri Madrasah Nizhamiyah
Masyhurnya madrasah Nizhamiyah tidak
telepas dari peran guru yang mengaja, mendidik dan membimbing para mahasiswa
yang akhirnya menghasilkan sarjan-sarjana yang berkedudukan di pemerintahan
sebagai karyawan dan pegawai negara Menerut makdisi, guru-guru yang diangkat
tidak lepas dari tujuan didirikanya madrasah tersebut. Pertama ;
menyebarkan pemikiran sunni untuk menghadapi tantangan pemikiran syi'ah, kedua
; menyediakan guru-guru sunni yang cakap untuk mengajarkan mazhab sunni dan
menyebarkannya ke tempattempat lain, ketiga ; membentuk kelompok pekerja
sunni untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, memimpin kantor
khususnya di bidang peradilan dan manajemen Guru-guru yang memberikan pelajaran
di madrasah Nizhamiyah antara lain yaitu :
1. Abu Ishak al-Syirazi (w.476 H =
1083 M)
2. Abu Nashr al-Shabbagh (w.477 H =
1084 M)
3. Abu Qosim al-A'lawi (w.482 H =
1089 M)
4. Abu Abdullah al-Thabari (w.495 H
= 1101 M)
5. Abu Hamid al-Ghazali (w.505 H =
1111 M)
6. Radliyud Din al-Qazwaini (w.575 H = 1179 M)
7. Al-Firuzabadi (w.817 H = 1414 M).[20]
Berdasarkan guru yang perama di
madrasah Nizhamiyah, Syekh Abu Iskhak as-Syrazi pada mulanya menolak mengajar
di madarash Nizhamiyah karena beliau berjumpa dengan seseorang yang berkata
kepadanya " mengapa tuan mengajar ditempat yang dirampas " akhirnya
keenganannya itu diganti oleh Abu Nashr as Sabbagh dan Abu Ishak sendiri hanya
mengajar selama 20 hari.[21] Al-Ghazali
mulai mengajar di madrasah Nizhamiyah berawal dari dari turut sertanya beliau
pada suatu hari dalam perdebatan-perdebatan ilmiah dengan ulama-ulama terkemuka
yang di hadiri oleh Nizham al-Mulk, dalam perdebatan itu Al-Ghzali ternyata
dapat menundukan lawannya dan semua yang hadir dapat membenarkan ucapannya.
Oleh karena itu ia diangkat Nizham al-Mulk sebagai maha guru sekolah terkenal.[22] Pengaruh
Madrasah Nizhamiyah Madrasah Nizhamiyah telah banyak memberikan pengaruh
terhadap masyarakat, baik dibidang politik, ekonomi maupun bidang sosial
keagamaan. Nizham al-Mulk sebagai pejabat pemerintah yang memiliki andil besar
dalam pendirian dan penyebaran madrasah, kedudukan dan kepentingan nya dalam
pemerintahan merupakan suatu yang sangat menentukan. Dalam batas ini madrasah
merupakan kebijakan religio-politik penguasa.[23] Dalam
bidang ekonomi madrasah Nizhamiyah memang dimaksudkan untuk mempersiapkan
pegawai pemerintah, khususnya dilapangan hukum dan administrasi di samping
sebagai lembaga untuk mengajar ilmu Syari'ah dalam rangka mengembangkan ajaran
sunni.[24]Madrasah
Nizhamiyah diterima oleh masyarakat karena sesuai dengan lingkungan dan
keyakinannya dilihat dari segi sosial keagamaan, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain : 1) Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah
adalah ajaran sunni, sesuai dengan ajaran yang dianut oleh sebahagian besar
masyarakat pada saat itu 2) Madrasah Nizhamiyah diajar oleh para ulama yang
terkemuka 3) Madrasah ini memfokuskan pada ajaran fiqih yang dianggap sesuai
dengan kebutuhan masyarakat umumnya dalam rangka hidup dan kehidupan yang
sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka.[25]
Penutup
a.
Simpulan
Dari pemaparan diatas dapat ditarik benang merahnya bahwa Madrasah
Nizhamiyah adalah Madrasah terbesar pertama di dunia Islam. Nizhamiyah adalah
sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah yang dikelola oleh pemerintah
pada masa Bani Saljuk. Madrasah ini mempunyai corak yang berbeda dari lembaga
pendidikan sebelumnya. Madrasah ini didirikan di kota Baghdad dan sekitarnya,
didirikan oleh seorang perdanamentri itu bernama Nizham al-Mulk dengan memakai
sistem modern. Madrasah Nizhamiyah mempunyai manajemen yang bagus, dikelola
dengan baik seperti dapat dilihat dari segi pendanaan, gedung-gedung yang bagus
dan dalam jumlah yang banyak. Guru-guru digaji selama masa jabatannya,
perpustakaan yang lengkap, asrama dan makan untuk mahasiswanya, biaya sekolah
gratis dan kurikulum ditetapkan oleh pemerintah Baghdad Mentri yang diberikan
di madrasah Nizhamiyah adalah diarahkan untuk mengembangkan mazhab sunni dan
melemahkan mazhab syi'ah serta Mu'tazilah oleh karena itu materinya lebih
berorientasi pada ilmu keagamaan melalui empat mazhab, tetapi yang paling
menonjol adalah mazhab Syafi'i. Para lulusannya dipersiapkan untuk duduk di
pemerintahan saljuk yang bermazhab sunni
b. Saran
Mengkaji
sejarah masa lalu akan menginspirasi tumbuhnya peradaban baru bagi umat Islam
yang dapat dijadikan bahan rujukan dalam kehidupan seharihari, baik sebagai
individu, keluarga, masyarakat atau warga negara, sehingga sangat memungkinkan
untuk memegang kunci peradaban dunia. Meskipun secara politik Madrasah Nizhamiyah
telah menorehkan benihbenih pendidikan yang diarahkan untuk mengembangkan
berbagai mazhab dan sering kali kita terjebak hanya dalam satu mazhab dan
melemahkan mazhab lain. Semoga kita dapat memberikan manfaat dan mampu
mencerahkan pemikirpemikir Islam untuk memajuan peradaban khususnya praktisi
pendidikan.
Daftar Pustaka
Abuddin Nata, 2004, Sejarah
Pendidikan Islam periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ahmad Amin, 1993, Islam dari Masa ke
masa, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Asma Hasan Fahmi, 1979, Sejarah dan
Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Badri Yatim, 1993, Sejarah Peradaban
Islam II, Jakarta: Grafindo Persada.
Bernard Lewis, 1994, Bangsa Arab
dalam Lintasan Sejarah, Jakarta Pedoman Ilmu Jaya.
Hamid Hasan Bilgrami, 1989, Konsep
Universitas Islam, Yogyakarta: Tiara wacana.
Hasan As'ari, 1994, Menyikap Zaman Keemasan
Islam, kajian atas Lembaga Pendidikan, Bandung: Mizan.
Mahmud Yunus, 1990, Sejarah
pendidikan Islam, Jakarta: Hidakarya Agung.
M. Athiyah al-Abrasy, 1970,
Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang
Ramayulis dan Samsul Nizar, 2003
Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Quantum Teaching.
Taqiyuddin M, 2008, Sejarah
Pendidikan Melacak Geneologi Pendidikan Islam Indonesia, Bandung: Mulia Press.
Zainuddin dkk, 1991, Seluk Beluk
Pendidikan dari al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Asmah Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat
Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang 1979, cet. ke-1), hlm. 40.
[2]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan
Era Rasulullah Sampai Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), hlm. 157.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat
…hlm. 40.
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam II
( Jakarta: Grafindo Persada, 1993), hlm. 73.
[7] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam
…hlm. 158.
[8] Tim Penyusun, Ensiklopedia Tematis Dunia
Islam, Pemikiran dan Peradaban IV (Jakarta : Ichtiar Baru 2002), hlm. 30.
[9] Samsul Nizar,. Sejarah Pendidikan Islam
…hlm. 158.
[10] Mahmud
Yunus, Sejarah pendidikan Islam (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990, cet.
ke-6) hlm. 70.
[11] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam … hlm. 158.
[12] Ibid,
hlm. 172.
[13]
Ahmad Salaby, Op cit, hlm. 109.
[14]
Asma Hasan Fahmi, Op. cit, hlm. 40-41.
[15]
Mahmud Yunus, Op cit. hlm. 61.
[16]
Hamid Hasan Bilgrami, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: Tiara wacana
1989), hlm. 48.
[17] M.
Athiyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan
Bintang, 1970)
[18] Hasan
As'ari, Menyikap Zaman Keemasan Islam, kajian atas Lembaga Pendidikan (Bandung:
Mizan, 1994, cet. ke-1), hlm. 60.
[19] Ibid.
[20]
Mahmud Yunus, Loc cit.
[21] Ibid
[22] M.
Athiyah al-Abrasyi, Al-Tarbiyah al-Islamiyah wa falsafatuha( Kairo :
Maktabah I sa al Babi al-Halabi, 1986, cet. ke-5)
[23]
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam periode Klasik dan Pertengahan (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004, cet. ke-1), hlm. 72.
[24] Ibid.
[25] Ibid.
No comments:
Post a Comment